Merencanakan dan Mengelola Hidup untuk Masa Depan

Selasa, 13 November 2012
           Demi masa, sesungguhnya manusia dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan beramal saleh, serta saling nasehat menasehati supaya menetapi kebenaran dan kesabaran. (QS. Al-Ashr: 1-3)
“Apa yang sudah kita dapatkan di tahun 2010?”
“Kesalahan apa yang membuat kita pernah menyesal di tahun 2010?”
Berbagai macam peristiwa, beragam perasaan, telah terjadi dan akan segera terlewati menjelang detik-detik tahun baru 2011. Lembaran tahun lalu akan segera ditutup, dan lembaran baru sedang menunggu. Kita hidup tidak untuk menangisi masa lalu, tetapi kita hidup untuk masa ini, dengan berusaha sekuat tenaga menggapai mimpi di masa yang akan datang, dan menjadikan masa lalu sebagai pelajaran berharga dalam kehidupan.
Ada pertemuan, ada pula perpisahan, adakalanya kebahagiaan datang menyapa, adakalanya kesedihan menerpa kita. Semua peristiwa dalam kehidupan ini belum berakhir, ia akan terus datang menghampiri sampai detak jantung kita berhenti. Maka, kita harus memanfaatkan kesempatan hidup yang masih kita miliki dengan sebaik-baiknya, dengan harapan agar setiap waktu berganti, membuat hidup kita makin berarti.
Gunakan kesempatan yang masih diberi
Moga kita tak kan menyesal
Masa usia kita, jangan disiakan
Karena ia tak kan kembali
Ingat lima perkara, sebelum lima perkara
Sehat sebelum sakit
Kaya sebelum miskin
Muda sebelum tua
Lapang sebelum sempit
Hidup sebelum mati
(By: Raihan, “Demi Masa”)
Rasulullah Saw, pernah bersabda, “Ada dua nikmat, dimana banyak orang tertipu dengan keduanya, yaitu nikmat sehat dan waktu luang.” (hadits diriwayatkan al-Bukhari dari Ibn Abbas)
Waktu yang kita miliki sama, 60 detik dalam satu menit, 60 menit dalam satu jam, 24 jam dalam sehari, 7 hari dalam sepekan, dan seterusnya. Menurut Imam al-Gazhali umur orang rata-rata adalah 60 tahun, dalam sehari waktu tidurnya sekitar delapan jam, berarti sepanjang hidupnya, dia telah tidur selama 20 tahun. Bagaimana dengan kita? Berapa waktu tidur yang kita gunakan dalam sehari? Sampaikah usia kita hingga 60 tahun? Atau lebih lama lagi? Atau malah maut menghampiri esok pagi?
Banyak keinginan kita yang belum terealisasikan, masih banyak harapan, angan-angan dan impian, namun sayangnya masih banyak diantara kita melewati waktu luangnya hari ini hanya dengan berpangku tangan atau hanya bersenang-senang. Ada tiga hal yang tidak pernah kita dapatkan kembali, yaitu: 1. Kata yang telah terucap, 2. Waktu yang telah lewat, dan 3. Momentum yang diabaikan.
Untuk kata yang telah terucap, bagaimana kita bisa menariknya kembali? Beruntung jika kata yang keluar dari mulut kita adalah kata-kata yang penuh dengan kebaikan, memberi semangat, dan menghibur orang yang kita ajak berbicara. Tapi, jika yang keluar adalah sebaliknya, kata-kata kita ternyata menyakiti hati orang lain, kita mencaci, memaki, membicarakan kejelekan, ngrumpi, gosip dan lain sebagainya, maka bagaimanakah kita bisa menarik kata itu agar tidak membuat teman kita terluka. Seringkali solusi yang diambil adalah dengan permintaan maaf, kita berpikir, dengan kata maaf, maka segalanya sudah dapat diselesaikan. Namun, tahukah kita, bahwa walaupun akhirnya ia memaafkan, tapi bekas luka atas perkataan kita, akan tetap ada dalam hatinya.
Waktu yang telah lewat juga tidak dapat kita putar kembali. Segala janji yang kita ingkari kemarin hari, pertemuan yang tidak jadi kita hadiri, atau tugas yang menumpuk karena kemalasan diri, waktu tidak akan bisa kita putar kembali untuk mengulangi semua agar kita bisa menyelesaikannya. Tidak! Waktu akan terus berjalan, walaupun kita diam ditempat, waktu tidak akan kembali, walau kita berlari. Bumi akan tetap berputar mengelilingi matahari setiap detik, hingga menyebabkan waktu terus berjalan dari detik ke detik, ketentuan ini merupakan sunnatullah yang tak dapat dipungkiri.
Begitu juga momen-momen berharga yang kita abaikan, tak dapat kita kembali lagi untuk menghadirinya, dan mengambil manfaat dan pelajaran berharga dari pertemuan itu. Tidak! Dan tidak bisa, segalanya telah berlalu, dan kita tetap harus menjalani semua walau dengan tangan hampa.
Bila waktu telah berakhir, By Opick
Bila waktu tlah memanggil
Teman sejati tinggallah amal
Bila waktu tlah terhenti
Teman sejati tinggallah sepi
Berbekallah, by suara persaudaraan
Berbekallah untuk hari yang sudah pasti
Sungguh, kematian adalah muara manusia
Relakah dirimu menyertai segolongan orang
Mereka membawa bekal sedang tanganmu hampa
Diantara tanda-tanda kebahagiaan dan keberuntungan hidup seorang mukmin adalah:
1. Setiap ilmunya bertambah, bertambahlah tawadu’ dan kasih sayangnya
2. Setiap amalnya bertambah, bertambah takut dan hati-hatinya
3. Setiap umurnya bertambah, bertambahlah ketamakan dan kerakusannya
4. Setiap hartanya bertambah, bertambahlah kedermawanan dan pengorbanannya
5. Setiap kedudukannya bertambah, bertambah pula kedekatannya kepada sesama dan rendah hati terhadap manusia.
Adakah kita, termasuk di dalamnya?
Alhamdulillah bagi yang sudah, dan mari berbenah bagi yang belum. Mari kita mengelola anugerah kehidupan yang kita miliki dengan sebaik-baiknya untuk mencapai impian kita di masa yang akan datang. Yang ingin menjadi sarjana, mulai mengatur waktu belajar dan target-target yang ingin dicapai untuk mengerjakan skripsi agar cepat selesai. Yang masih baru mulai memasuki jenjang kuliah, mulai mengatur kegiatan sehari-hari, tujuan yang ingin dicapai, kajian-kajian yang ingin diikuti, dan segala ilmu yang ingin diketahui. Semuanya membutuhkan perenungan, kemudian pengolahan waktu, kebiasaan untuk menepati janjinya terhadap jadwal yang telah dibuatnya sendiri dan berani untuk bermimpi.
Kreatifitas, kegigihan dan keuletan merupakan kunci sukses karya besar orang-orang biasa dalam meluarbiasakan dirinya. Jika orang lain bisa melakukannya, maka kita juga bisa. Jika orang lain putus asa untuk memperbaiki hidupnya, maka kita masih akan terus berusaha untuk bisa.
Janganlah takut terhadap rintangan dan hambatan yang niscaya ditemui dalam mencapai tujuan, karena setiap kegagalan adalan jalan menuju kebesaran, jalan menuju kesuksesan dan keberhasilan. Para pemenang berpikir tentang apa yang dapat dan akan mereka lakukan, sedangkan orang-orang yang gagal berpikir terus tentang apa yang tidak dapat dan seharusnya mereka lakukan.
Hakikat kegagalan diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Orang yang takut melangkah karena takut salah
2. Orang yang tidak mengakui kesalahan dan kekalahan
3. Orang yang menyalahkan orang lain dan tidak intropeksi diri
4. Orang yang gagal merencanakan
5. Orang yang gagal membangun hubungan dengan keluarga
6. Orang yang melangkah setengah hati dan tidak jelas apa yang dicari
7. Orang yang tidak berani mengambil resiko
8. Orang yang manja, tidak mau berusaha, tak ada motivasi dan percaya diri
9. Orang yang berpikir negatif, pasif, putus asa dan lain sebagainya
Agar kita tidak selalu mengalami kegagalan dan putus asa dalam menjalani kehidupan, solusinya adalah: BANGKIT, bangkit lagi, milikilah kesabaran, milikilah ketabahan, jangan menyerah!
Kita harus memulai sesuatu yang baru, di tahun yang baru dengan semangat yang baru serta berani untuk mengambil hikmah dari pengalaman tahun lalu. Sehingga kita dapat meraih kebahagiaan dalam kehidupan kita, dan kita menjalani hari-hari dengan penuh semangat sampai akhir hayat nanti.
If you fail to plan, you are planning to fail.
Jika kamu gagal merencanakan, berarti kamu sedang merencanakan kegagalan.
Hidup dan nasib, bisa tampak berantakan, misterius, fantastis, dan sporadis, namun setiap elemennya adalah subsistem keteraturan dari sebuah desain holistik yang sempurna. Menerima kehidupan berarti menerima kenyataan bahwa tak ada hal sekecil apapun terjadi secara kebetulan. Ini adalah fakta penciptaan yang tak terbantahkan. (Andrea Hirata: Edensor)
Keberhasilan dalam menggapai impian, bukan suatu peristiwa kebetulan yang didapatkan secara gratis, tetapi keberhasilan membutuhkan proses kerja keras dan usaha yang panjang, bahkan terkadang juga membutuhkan waktu yang lama. Jangan menyerah, karena kenyataan hari ini adalah mimpi kemarin dan mimpi hari ini adalah kenyataan esok hari (Hasan al-Banna). Keberhasilan hari ini adalah berkat usaha yang kita lakukan di hari kemarin, dan segala do’a yang kita panjatkan di hari-hari sebelumnya. Maka, usaha keras dan do’a-do’a kita yang sungguh-sungguh hari ini adalah untuk keberhasilan dan kebahagiaan kita esok hari. Semoga.

Cr:
http://edukasi.kompasiana.com/2010/12/14/mengelola-hidup-dan-merencanakan-masa-depan/

0 komentar:

Posting Komentar